SEJARAH RUPA HURUF (MOVABLE TYPE)
Bahasa
tulis merupakan salah satu indikator yang membedakan antara masa awal sejarah
dan prasejarah. Perkembangan bahasa tulis bermula sejak sebelum Masehi, di mana
awalnya manusia menggunakan gambar untuk berkomunikasi. Bangsa Afrika dan Eropa
mengawalinya pada tahun 3500-4000 sebelum Masehi dengan membuat lukisan di
dinding gua.
Perkembangan cara berkomunikasi
melalui tanda dan gambar berkembang terus. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir
menggunakan piktogram sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek.
Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari piktogram hingga ideograf,
berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta
konsep abstrak yang lain.
Perpindahan yang mendasar dari
gambar dan tanda yang dibunyikan (piktogram, ideograf – menunjukan benda serta
gagasan) hingga bahasa tulisan yang dapat dibunyikan dan memiliki arti
(Fonograf – setiap tanda atau huruf menandakan bunyi) dapat disaksikan pada
sistem alfabet Phoenician pertama yang diperkenalkan pada tahun 1300 sebelum
Masehi. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas
hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Sebagai contoh, huruf pertama dari
alfabet Phoenician berupa gambar sederhana dari kepala banteng, yang dalam
bahasa mereka disebut Aleph, dan yang kemudian kata ini mewakili bunyi dari
huruf ‘A’.
Bangsa
Yunani kemudian mengadaptasi sistem alfabet ini ke dalam struktur anatomi huruf
yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Perkembangan yang
terpenting dari sistem alfabet ini adalah penerapan pola membaca dari arah kiri
ke kanan (Alfabet Phoenician dari kanan ke kiri). Istilah Alfabet berasal dari
singkatan 2 huruf pertama dalam sistem alfabet Yunani, yaitu Alfa dan Beta.
Sistem alfabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan
ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Huruf Roman atau yang sering kita
sebut sebagai huruf latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad
pertengahan dan digunakan sebagai alfabet dalam bahasa Inggris kontemporer.
Manusia telah mengupayakan berbagai
cara terbaik untuk dapat berkomunikasi lewat tulisan, melalui penggunaan
berbagai perangkat dan media. Sejak masa prasejarah, lukisan dinding di gua
ditorehkan dengan arang dan piktogram dibuat di atas kepingan tanah liat,
hingga bangsa Mesir akhirnya menemukan kertas yang terbuat dari tanaman
papyrus. Bangsa Cina memberi kontribusi yang penting dicatat yaitu pada tahun
105, dengan hadirnya Ts’ai Lun seorang ahli pembuat kertas. Sebelumnya mereka
menulis di atas selembar katun dengan menggunakan pena bambu, baru pada abad ke
7 bangsa Cina menemukan teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta.
Penemuan mesin cetak dengan sistem
movable type pada tahun 1450 oleh Johann Gensfleisch Gutenberg dari Jerman,
telah membawa banyak perubahan yang pesat dalam sejarah tipografi, terutama
dalam teknik pencetakan, pengukuran serta produksi.
Melalui sistem dan subsistem yang
kompleks, Johann Gutenberg mengembangkan teknik cetak yang dibuat di atas
permukaan bahan metal yang diukir (engraving). Setiap huruf, angka, tanda baca,
serta ruang vertikal dan horizontal yang terdapat di antara huruf-huruf
dibentuk satu per satu. Guna mencapai akurasi serta mempercepat proses kerja
pada saat pencetakan di atas kertas, Gutenberg memerlukan hampir 50.000 blok
metal yang terdiri dari berbagai macam jenis huruf (metal type).
Pencetakan dengan movable type
digunakan hampir selama 40000 tahun dengan berbagai macam penyempurnaan
terhadap sistem yang telah diciptakan oleh Johann Gutenberg. Pada tahun 1886,
Ottmarr Mergenthaler, dari Jerman menemukan mesin typecasting yang cara
kerjanya adalah dengan memasang sejumlah huruf yang disusun per baris
(linecasting). Mesin temuan Mergenthaler ini disebut dengan Linotype, yang
berasal dari kata “Line of Type”. Mesin teknologi cetak tinggi ini masih
digunakan sampai saat ini.
Jasa Johannes Gutenberg dalam desain grafis
Selain
menjadi ahli dalam bidang percetakan, Gutenberg juga menciptakan bahan
sampingan percetakan seperti tinta dan cetakan huruf. Tinta yang digunakan
terbuat dari campuran minyak, tembaga, dan timah hitam yang masih bagus
warnanya. Tinta itu adalah bentuknya lain daripada tinta untuk menulis biasa
karena tinta percetakan lebih pekat dan lebih lengket. Gutenberg juga telah
menyempurnakan campuran logam untuk membentuk cetakan huruf dengan gabungan
timah hitam, antimon dan timah yang masih baru digunakan hingga abad ke 20.
Pada tahun 1447, Johannes
Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang
bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai design yang digunakan di
Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan
revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah,
yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
Tahun 1450 Gutenberg bekerjasama dengan pedagang dan
pemodal Johannes
Fust, dibantu oleh Peter
Schoffer ia mencetak “Latin
Bible” atau disebut “Guterberg
Bible”, “Mararin
Bible” atau “42
line Bible” yang diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung perkembangan
seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu juga
berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis
dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas
Cranach dengan karyanya “Where
of Babilon”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar